Rabu, 18 Januari 2012

Asuhan Keperawatan Kaki Diabetik


ASUHAN KEPERAWATAN KAKI DIABETIK

A.    KONSEP DASAR PENYAKIT
1.      Definisi
Kaki Diabetik adalah komplikasi diabetes melitus yang menyebabkan perubahan patologi pada anggota gerak bawah.

2.      Epidemiologi
Menurut laporan dari beberapa tempat di Indonesia, angka kejadian dan komplikasi Diabetes Melitus cukup tersebar ,sehingga bisa dikatakan sebagai salah satu masalah nasional yang harus mendapat perhatian. Selain itu sampai saat ini,masalah kaki diabetic kurang mendapat perhatian sehingga masih muncul konsep dasar yang kurang tepat bagi pengelolaan penyakit ini, akibatnya banyak penderita yang penyakitnya berkembang menjadi penderita osteomyelitis dan teramputasi kakinya. Di Negara maju kaki diabetic memang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar, tetapi dengan kemajuan cara pengelolaan dan adanya klinik kaki diabetic yang aktif, maka nasib penyandang kaki dabetic menjadi lebih cerah, angka kematian dan kaki diabetic teramputasi menurun 45-85 %.

3.      Klasifikasi
Menurut Wagner, kaki diabetic diabagi dalam 6 draft, yaitu:
1).    Kulit utuh tapi ada kelainan pada kaki akibat neuropati.
2).    Draft I : terdapat ulkus superfisial, terbatas pada kulit.
3).    Draft II : ulkus dalam menembus tendon/tulang.
4).    Draft III : ulkus dengan atau tanpa asteomyelitis.
5).    Draft IV : ganggren jari kaki atau bagian distal kaki, dengan atau   tanpa selulitis (infeksi jaringan).
6).    Draft V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah.




4.            Etiologi
Adapun etiologi dari kaki diabetic adalah :
1)      Kelainan pada saraf
2)      Kelainan pembuluh darah
3)      Infeksi oleh mycobacteria

5.      Patofisiologi
Seperti kita ketahui Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit yang harus tertangani dengan baik, jika penanganan diabetes tidak bagus, maka akan muncul komplikasi-komplikasi yang bisa memperburuk keadaan pasien penderita diabetes. Komplikasi dari diabetes dapat berupa komplikasi metabolic akut dan komplikasi vascular jangka panjang. Dalam hal ini akan diulas tentang patofisiologi komplikasi diabetes yang mengarah ke terjadinya “Kaki Diabetik”
Dari komplikasi metabolic akut selain ketoasidosis hal yang dapat terjadi juga adalah hipoglikemia akibat dari pemakaian insulin dan obat oral yang tidak terkontrol serta tidak diikuti asupan nutrisi yang memadai (factor eksogen), keganasan extrapankreatik, hipoglikemia organik serta gangguan metabolisme bawaan(factor endogen).Dalam keadaan hipoglikemia maka lekosit menjadi tidak normal sehingga  fungsi kemotaksis di lokasi radang terganggu, hal tersebut akan menyebabkan fungsi fagositosis dan bakterisid intrasel menurun, sehingga jika terjadi infeksi bakteri akan sulit musnah dan disembuhkan maka akan muncul nekrosis atau gangren pada jaringan yang radang. Selain ketidaknormalan lekosit hal yang dapat terjadi akibat dari hipoglikemia adalah perubahan patologi pembuluh darah yang dapat menimbulkan penebalan tunika intima (hyperplasia membrane basalis arteria), oklusi arteri (kekakuan arteri), abnormalitas trombosit (reaktivitas meningkat) sehingga akan meningkatkan agregasi trombosit yang nantinya dapat memperlambat sirkulasi darah, dari hal tersebut mengakibatkan gangguan sirkulasi (oksigen,makanan dan antibiotic) dan kekakuan sendi yang nantinya menyebabkan gangguan perfusi di bagian distal tungkai serta menimbulkan perubahan tekanan di daerah tungkai akibat perubahan bentuk kaki (Charcof), jika kaki luka dan terinfeksi maka hal tersebutlah yang dapat menimbulkan nekrosis atau gangren.
Dari komplikasi vascular jangka panjang dapat menyebabkan kelainan makroangiapati dan mikroangiapati. Kelainan makroangiopati  dapat menimbulkan Aterosklerosis yang menimbulkan penyumbatan vascular terutama jika terjadi di arteri-arteri perifer maka sirkulasi darah akan lambat dari hal tersebut mengakibatkan gangguan sirkulasi (oksigen,makanan dan antibiotic) yang nantinya menyebabkan gangguan perfusi di bagian distal tungkai, hal tersebutlah yang dapat menimbulkan nekrosis atau gangren. Kelainan mikroangiopati yang paling mempunyai peran dalam menimbulkan kaki diabetic adalah kelainan neuropati. Neuropati autonom menyebabkan terjadinya perubahan pola keringat sehingga kulit kaki menjadi kering dan pecah-pecah, jika terinfeksi mycobakteria dan tidak teratasi dengan baik maka gangren atau nekrosis akan terjadi. Neuropati sensorik menyebabkan kelainan pada otot dan kulit segingga menimbulkan perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki, dalam hal ini kaki akan mati rasa sehingga kawaspadaan proteksi kaki hilang, maka luka bisa terjadi dan jika terinfeksi serta penanganan tidak baik, ganggren atau nekrosis tidak bisa dihindari. Neuropati motorik menyebabkan atrofi otot interoseus pada kaki sehingga mengganggu keseimbangan otot kaki, maka munculah deformitas jari kaki (cock up toes), luksasi (pergeseran sendi), dan penipisan bantalan lemak dibawah daerah pangkal jari kaki, dengan demikian akan terjadi perluasan daerah penekanan yang berakibat kaki akan mati rasa sehingga kawaspadaan proteksi kaki hilang, maka luka bisa terjadi dan jika terinfeksi serta penanganan tidak baik, ganggren atau nekrosis tidak bisa dihindari.
Dari patofisiologi yang telah diulas, jika pengelolaan kaki diabetic tidak bagus, maka komplikasi terburuk yang bisa terjadi adalah osteomyelitis yang berakhir ke proses amputasi kaki.








6.      Gejala Klinis
Menurut beberapa literature tentang diabetes, kaki diabetes adalah suatu penyakit penderita diabetes bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
1).    Sering kesemutan (asmiptomatus)
2).    Kerusakan jaringan (nekrosis, ulkus)
3).    Adanya kalus di telapak kaki
4).    Kulit kaki kering dan pecah-pecah
5).    Perubahan struktur dari kaki (charcof, cock up toes, luksasi)

7.      Pemeriksaan Fisik
Secara umum pada pasien dengan kaki diabetic, pemeriksaan dapat kita fokuskan pada area tempat luka, hal yang dapat kita kaji adalah sejak kapan pasien mengalami luka tersebut, penyebab luka,  penanganan apa yang telah dilakukan sebelum datang ke pelayanan medis, seberapa parah keadaan luka (nekrosis, ada tidaknya infeksi),  riwayat penyakit diabetes dan pengobatan yang telah dijalani, riwayat rasa kebas pada kaki, serta kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan penyakit diabetes yang dideritanya. Ada tidaknya rasa nyeri, luka berbau atau tidak, ada tidaknya eksudat.















Bagan Patofisiologi
 
































8.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah
1).    Pemeriksaan X-ray untuk mengetahui ada tidaknya osteomyelitis.
2).    Pemeriksaan glukosa darah.
3).    Kultur dan resistensi untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang menginfeksi luka segingga dapat memilih obat antibiotik yang tepat.
4).    Tes lain yang dapat dilakukan adalah: sensasi pada getaran, merasakan sentuhan ringan, kepekaan terhadap suhu.

9.      Pengelolaan
Menurut Levin(1988), penatalaksanaan ulkus kaki diabetic memerlukan pengobatan yang agresif dalam jangka pendek, hal tersebut mencakup:
1).    Debridement local radikal pada jaringan sehat.
2).    Terapi antibiotic sistemik untuk memerangi infeksi, diikuti tes sensitivitas antibiotic, contohnya :
§  Untuk infeksi M.chelonei dapat digunakan quinolon (ciprofloxacin, ofloxacin), sulfonamides.
§  Untuk infeksi M. fortuitum dapat digunakan quinolon dan B-lactams cefloxitin.
§  Untuk infeksi M. haemophilum, M.Non-Chronogenicum, M. ulcerans yang paling umum digunakan adalah quinolon G.
Beberapa obat lain yang biasa digunakan pada kasus kaki diabetic adalah insulin, neurotropik, kompres luka, obat anti trombosit, neuromin, dan oksoferin solution.
3).    Kontrol diabetes untuk meningkatkan efisiensi sistem imun.
4).    Posisi tanpa bobot badan untuk ulkus plantaris

Adapun usaha pengelolaan kaki diabetik guna menyelamatkan dari amputasi secara umum:
1).    Memperbaiki kelainan vaskular yanga ada.
2).    Memperbaiki sirkulasi.
3).    Pengamatan kaki teratur.
4).    Pengelolaan pada masalah yang timbul(pengobatan vaskularisasi, infeksi, dan pengendalian gula darah).
5).    Sepatu khusus.
6).    Kerjasama tim yang baik
7).    Penyuluhan pasien.

Adapun  tujuan dari penatalaksanaan lokal terhadap luka adalah untuk
1).    Meningkatkan kenyamanan pasien.
2).    Mengatasi dan mencegah perdarahan jaringan yang rapuh.
3).    Mencegah atau mengurus infeksi.
4).    Mengatasi bau.
5).    Menahan eksudat.

Berikut ini akan dipaparkan tentang cara penanggulangan dan pencegahan kaki diabetik :
1).          Diagnosis klinis dan laboratorium yang lebih teliti.
2).          Pemberian obat-obat yang tepat untuk infeksi, obat vaskular, obat penurun gula darah maupun menghilangkan keluhan/gejala penyulit Diabetes.
3).          Pemberian penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang penatalaksanaan kaki diabetik di rumah.
4).          Periksa kaki dan celah kaki setiap hari, apakah terdapat kalus, bula, lecet dan luka.
5).          Bersihkan kaki setiap hari terutama di celah jari kaki.
6).          Pakailah krim untuk mencegah kulit kering, tetapi jangan digunakan pada celah jari kaki.
7).          Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas.